Kamis, 22 Desember 2011

Cara Cepat Belajar Matematika & Trik Belajar Matematika Dengan Cepat

Pendidikan
“Bagaimana cara belajar matematika yang benar?”
“Belajar matematika adalah belajar hidup. Matematika adalah jalan hidup.”
Trachtenberg mempertaruhkan jiwanya menentang Hitler. Trachtenberg, setelah menyelami prinsip-prinsip matematika, menyimpulkan bahwa prinsip kehidupan adalah keharmonisan. Peperangan yang terus berkobar, menyulut kebencian tidak sesuai dengan prinsip-prinsip matematika. Matematika adalah keindahan.
Atas penentangannya ini, Hitler menghadiahi Trachtenberg hukuman penjara. Bagi Trachtenberg, perjara bukan apa-apa. Di dalam penjara, dia justru memiliki kesempatan memikirkan matematika tanpa banyak gangguan. Karena sulit mendapatkan alat tulis-menulis, Trachtenberg mengembangkan pendekatan matematika yang berbasis mental-imajinasi.
Seribu tahun sebelum itu, AlKhawaritzmi mengembangkan disiplin matematika baru: aljabar. AlKharitzmi beruntung hidup dalam lingkungan agama Islam yang kuat. Ajaran Islam, secara inheren, menuntut keterampilan matematika tingkat tinggi. Misalnya, Islam menetapkan aturan pembagian waris yang detil. Pembagian waris sistem Islam melibatkan banyak variabel matematis. Variabel-variabel yang beragam ini menantang penganut Islam – termasuk AlKhawaritzmi – untuk mencari pemecahan yang elegan.


Pemecahan terhadap sistem persamaan yang melibatkan banyak variabel ini membawa ke arah disiplin baru matematika: aljabar. AlKhawaritzmi menulis buku khusus tentang aljabar yang sangat fenomenal. Buku yang berjudul Aljabar ini menjadi panutan bagi matematikawan seluruh dunia. Sehingga nama AlKhawaritzmi menjadi dikenal sebagai Aljabar AlKhawaritzmi (Algebra Algorithm).
Sistem kalender Islam yang berbasis pada komariah (bulan, lunar) memberikan tantangan tersendiri. Penetapan awal bulan menjadi krusial di dalam Islam. Berbeda dengan kalender syamsiah (matahari, solar). Dalam kalender syamsiah, kita tidak begitu sensitif apa berbedaan tanggal 1 Juni dengan 2 Juni. Tetapi pada sistem komariah, perbedaan 1 Ramadhan denga 2 Ramadhan berdampak besar.
Itulah sebabnya, astronomi Islam dapat maju lebih awal. Astronomi memicu lebih berkembangnya teori trigonometri. Aturan sinus, cosinus, dan kawan-kawan berkembang pesat di tangan para astronom Islam waktu itu.
Ajaran agama Islam adalah jalan hidup. Untuk bisa melaksanakan ajaran Islam diperlukan matematika. Matematika menjadi jalan hidup.
Sehebat itukah peran matematika?
Haruskah kita mengambil matematika sebagai jalan hidup?
Tidak selalu! Tidak semua orang perlu mengambil matematika sebagai jalan hidup. Tidak harus semua orang meniru AlKhawaritzmi dan Trachtenberg.
Beberapa orang belajar matematika hanya untuk kesenangan. Beberapa orang yang lain belajar karena kewajiban. Ada pula yang belajar matematika agar naik jabatan. Ada juga agar lulus UN, SPMB, UMPTN. Ada juga untuk menjadi juara.
Masing-masing tujuan, berimplikasi kepada cara belajar matematika yang berbeda. Misalnya bila Anda belajar matematika untuk kepentingan lulus UN, SPMB, UMPTN 2008 akan berbeda dengan belajar untuk memenangkan olimpiade matematika.
Matematika UN, SPMB, UMPTN 2008 hanya menerapkan soal pilihan ganda. Implikasinya Anda hanya dinilai dari jawaban akhir Anda. Proses Anda menemukan jawaban itu tidak penting. Jadi Anda harus memilih siasat yang cepat dan tepat.
Gunakan berbagai macam rumus cepat dalam matematika. Rumus cepat ampuh Anda gunakan untuk UN, SPMB, UMPTN. Tetapi rumus cepat matematika tidak akan berguna untuk olimpiade atau kuliah kalkulus kelak di perguruan tinggi. Anda harus sadar itu.
Contoh rumus cepat matematika yang sering (hampir selalu) berguna ketika UN, SPMB, UMPTN adalah rumus tentang deret aritmetika.
Contoh soal:
Jumlah n suku pertama dari suatu deret adalah Sn = 3n^2 + n. Maka suku ke-11 dari deret tersebut adalah…
Tentu ada banyak cara untuk menyelesaikan soal ini.
Cara pertama, tentukan dulu rumus Un kemudian hitung U11. Cara ini cukup panjang. Tetapi bagus Anda coba untuk meningkatkan keterampilan dan pemahaman konsep deret. Rumus Un dapat kita peroleh dari selisih Sn – S(n-1) .
Cara kedua, sedikit lebih cerdik dari cara pertama. Kita tidak perlu menentukan rumus Un. Karena kita memang tidak ditanya rumus tersebut. Kita langsung menghitung U11 dengan cara menghitung selisih
S11 – S10 = U11
[3(11^2) + 11] – [3(10^2) + 10]
= 3.121 – 3.100 + 11 – 10
= 3.21 + 1
= 64
Cara ketiga, adalah rumus matematika paling cepat dari kedua rumus di atas. Tetapi sebelum menerapkan cara ketiga, kita harus memahami konsepnya terlebih dahulu dengan baik.
Are you ready?
Bentuk baku dari n suku pertama deret aritmetika adalah
Sn = (b/2)n^2 + k.n
Un = b(n-1) + a
a = S1 = U1
Anda harus pahami konsep di atas dengan baik. Cobalah untuk beberapa soal yang berbeda-beda. Tanpa pemahaman konsep yang baik, rumus cepat ini akan berubah menjadi rumus berat.
Dengan hanya melihat soal (tanpa menghitung di kertas) bahwa
Sn = 3n^2 + n
Kita peroleh
b = 6 (dari 3 x 2)
a = 4 (dari S1 = 3 + 1)
U11 = 6.10 + 4 = 64 (Selesai)
Semua perhitungan di atas dapat kita lakukan tanpa menggunakan alat tulis. Semua kita lakukan hanya dalam imajinasi kita. Ulangi beberapa kali. Anda pasti akan menguasainya dengan baik.
Trik untuk menguasai rumus cepat matematika adalah kuasai pula rumus standarnya – rumus biasanya. Dengan menguasai dua cara ini Anda akan semakin terampil menggunakan rumus cepat matematika.

Pengaruh Keterampilan Mengajar Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Bahasa Inggris Di Pesantren IMMIM Makassar


Pengaruh Keterampilan Mengajar Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Bahasa Inggris Di Pesantren IMMIM Makassar
A. Latar Belakang
Proses belajar mengajar pada dasarnya merupakan suatu pola interaksi antara peserta didik dengan pendidik. Seorang siswa dikatakan belajar apabila dapat mengetahui sesuatu yang dipahami sebelumnya, dapat melakukan atau menggunakan sesuatu yang sebelumnya tidak dapat digunakannya termasuk sikap tertentu yang mereka miliki. Sebaliknya seorang guru yang dikatakan telah mengajar apabila dia telah membantu siswa untuk memperoleh perubahan yang dikehendaki.
Guru sebagai fasilitator dalam proses belajar mengajar yang bertugas menciptakan situasi dan kondisi yang memungkinkan terjadinya proses belajar mengajar yang lebih efektif dan efisien. Sebelum mengajar, guru harus merencanakan kegiatan pengajaran secara sistematis, sehingga dapat terampil dalam proses belajar mengajar. Proposal Skripsi Bahasa Inggris.
Guru terampil sebaiknya melakukan berbagai upaya untuk peningkatan prestasi belajar siswa, hal tersebut merupakan tanggung jawab semua guru dalam memperoleh kualitas sumber daya manusia untuk mewujudkan hal di atas seorang guru dituntut untuk memiliki keterampilan mengajar seperti: keterampilan bertanya, keterampilan memberi penguatan, keterampilan memberi variasi, keterampilan membuka dan menutup pelajaran, keterampilan mengelola kelas, keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil dan keterampilan menjelaskan. Dengan demikian keterampilan mengajar tersebut harus senantiasa dikembangkan oleh guru untuk mencapai tujuan pengajaran.
Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar tentu tidak lepas dari suatu masalah yang akan dihadapi baik oleh guru maupun siswa. Apabila diperhatikan tentang proses belajar mengajar, maka kita dapat berasumsi bahwa salah satu gejala negatif sebagai suatu penghalang dan kesulitan yang sangat menonjol dalam proses belajar mengajar adalah rendahnya keterampilan dalam mengembangkan pengajaran.
Dalam proses belajar mengajar banyak metode-metode yang dapat digunakan dalam rangka penyampaian suatu bidang studi. Namun metode-metode yang telah ada itu kadang-kadang tidak menjamin suatu keberhasilan. Itu tergantung pada guru bagaimana memilih suatu metode yang sesuai dan cocok dengan materi yang disampaikan atau saat berlangsung proses belajar mengajar, semua itu merupakan kemampuan dan keterampilan guru dalam menganalisa semua metode dan penguasaannya. Penulis merasa perlu membahas masalah keterampilan mengajar guru terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Inggris di Pesantren IMMIM Putra Makassar. Sebab keterampilan mengajar sangat menentukan berprestasi atau tidaknya mata pelajaran yang diajarkan. Proposal Skripsi Bahasa Inggris
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian tersebut maka untuk memberikan arahan operasional dalam rangka mengupayakan penentuan langkah-langkah penarikan kesimpilan secara nyata. Maka secara operasional penulis merumuskan beberapa pokok-pokok masalah sebagai berikut:
  1. Bagaimana keterampilan mengajar guru pada mata pelajaran Bahasa Inggris di Pesantren IMMIM Makassar?
  2. Bagaimana prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Inggris di Pesantren IMMIM Makassar?
  3. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara keterampilan mengajar guru terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Inggris di Pesantren IMMIM Makassar?
C. Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan di atas maka hipotesis yang maksud adalah tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara keterampilan mengajar guru dengan prestasi belajar siswa. Proposal Skripsi Bahasa Inggris
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
      1.   Tujuan penelitian ini adalah:
  • Untuk mengetahui keterampilan mengajar guru di Pesantren IMMIM Putra Makassar.
  • Untuk mengetahui prestasi belajar siswa di Pesantren IMMIM Putra Makassar.
  • Untuk memperoleh gambaran tentang pengaruh keterampilan mengajar guru terhadap prestasi belajar siswa di Pesantren IMMIM Putra Makassar.
      2.   Kegunaan penelitian ini adalah
  • Dapat memberikan input bagi siswa di Pesantren IMMIM Putra Makassar dalam rangka meningkatkan dan mengembangkan profesi dan keterampilan guru dalam mengajar untuk dijadikan sumber belajar dalam hidup yang serba kompleks akibat kemajuan ilmu pengetahuan teknologi
  • Diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak yang ingin mengetahui pentingnya keterampilan guru di dalam mengajar.
D. Pengertian Judul
Dalam judul skripsi ini terdapat beberapa kata yang perlu penulis berikan pengertian. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi kesimpangsiuran dalam pembahasan selanjutnya.
Adapun pengertian yang dimaksud adalah:
  1. Pengaruh adalah daya yang ada atau yang timbul dari suatu (orang berdaya) yang ikut membentuk watak kepercayaan atau perbuatan seseorang.1
  2. Keterampilan mengajar adalah kecakapan/kemampuan seseorang guru dalam memberikan pengajaran kepada siswa sehingga siswa mudah dan dapat menyerap materi pelajaran.
  3. Prestasi belajar adalah suatu proses untuk menentukan nilai keberhasilan belajar seseorang setelah ia mengalami proses belajar mengajar selama satu periode tertentu.2


E. Garis Besar Isi Skripsi
Skripsi ini berisi Lima Bab, dengan masing-masing Bab terdiri dari Sub Bab antara Bab yang satu dengan Bab yang lainnya dan merupakan suatu rangkaian antara Bab yang satu dengan Bab yang lain :
Bab pertama, pendahuluan berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, hipotesis, pengertian judul, tujuan dan kegunaan dan garis-garis besar isi.
Bab kedua, tinjauan pustaka yang berisi tentang teori-teori yang berkaitan dengan judul skripsi ini, yang memuat penjelasan-penjelasan mengenai keterampilan mengajar guru, yakni pengertian, pentingnya keterampilan mengajar bagi seorang guru. Kemudian pengertian prestasi belajar siswa dan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa.
Bab ketiga, metodologi penelitian yang memuat populasi dan sampel, metode  pengumpulan data, instrumen penelitian dan analisis data.
Bab empat, hasil penelitian yang berisi tentang keadaan umum lokasi penelitian pengujian prestasi analisis dan pembahasannya
Bab kelima, berupa penutup berisi kesimpulan dan saran. Proposal Skripsi Bahasa Inggris
F.  Tinjauan Pustaka
a.  Pengertian Keterampilan Mengajar Guru
Dalam memberikan pengertian tentang keterampilan mengajar guru, maka dalam hal ini penulis akan mengemukakan beberapa pengertian yang dikemukakan oleh beberapa ahli:
Keterampilan adalah kecakapan untuk menyelesaikan tugas.[1]           
Menurut Alvin W. Howard, mengajar adalah suatu aktivitas untuk memberi, menolong, membimbing seseorang untuk mendapatkan, mengubah atau mengembangkan ideal (cita-cita).[2]
Menurut Warni Rasyidin mengemukakan bahwa mengajar adalah keterlibatan guru dan siswa dalam interaksi proses belajar mengajar. Guru sebagai koordinator menyusun, mengorganisasi dan mengatur situasi belajar.[3]
Menurut AG. Soejono mengajar adalah usaha guru memimpin muridnya perubahan situasi dalam arti kemajuan dalam proses perkembangan intelek pada khususnya dan proses perkembangan jiwa, sikap, pribadi serta keterampilan pada umumnya.[4]
Berdasarkan pengertian di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa mengajar adalah usaha yang dilaksanakan oleh guru melalui bahan pengajaran yang diarahkan kepada siswa agar dapat membawa perubahan baik kognitif, afektif maupun psikomotorik.
Keterampilan mengajar adalah kecakapan atau kemampuan guru dalam menyajikan materi pelajaran. Dengan demikian seorang guru harus mempunyai persiapan mengajar antara lain, guru harus menguasai bahan pengajaran mampu memilih metode yang tepat dan penguasaan kelas yang baik.
Keterampilan mengajar sangat penting dimiliki oleh seorang guru sebab guru memegang peranan penting dalam dunia pendidikan. Oleh karena itu guru harus memiliki berbagai keterampilan menagajar antara lain:
1.    Keterampilan Bertanya
Keterampilan bertanya adalah merupakan keterampilan yang tidak dapat dipisahkan dalam kegiatan belajar mengajar, karena metode apapun, tujuan pengajaran apapun yang ingin dicapai dan bagaimana keadaan siswa yang dihadapi, maka bertanya kepada siswa merupakan hal yang tidak dapat ditinggalkan. Karena pertanyaan yang diajukan kepada siswa agar berpengaruh tidaklah mudah. Memberi pertanyaan perlu adanya latihan dari guru-guru. Sehingga diharapkan guru dapat menguasai dan melaksanakan keterampilan bertanya pada situasi yang tepat, sebab memberi pertanyaan secara efektif dan efisien akan dapat menimbulkan perubahan tingkah laku baik pada guru maupun dari siswa. Dari guru yang sebelumnya selalu aktif memberi informasi akan berubah menjadi banyak mengundang interaksi siswa, sedangkan dari siswa yang sebelumnya secara pasif mendegarkan keterangan guru akan berubah menjadi banyak berpartisipasi dalam bertanya, menjawab pertanyaan mengemukakan pendapat. Hal ini akan menimbulkan adanya cara belajar siswa aktif yang berkadar tinggi. Untuk lebih memudahkan guru dalam menggunakan keterampilan bertanya hendaknya seorang guru mengetahui kegunaan dari penggunaan keterampilan bertanya.[5]
Adapun kegunaan dari penggunaan keterampilan bertanya adalah :
  1. Akan dapat membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap pokok bahasa yang akan dibahas.
  2. Dapat memusatkan perhatian siswa terhadap pokok bahasan
  3. Dapat mengembangkan keaktifan dan berfikir siswa
  4. Dapat mendorong siswa untuk dapat menggunakan pandangan-pandangan yang berhubungan dengan masalah yang akan dibahas
  5. Sebagai umpan balik bagi guru untuk mengetahui sejauhmana prestasi belajar siswa selama proses belajar mengajar
  6. Dapat mengembangkan kemampuan siswa dalam menemukan, mengorganisir dan memberi informasi yang pernah didapat sebelumnya. Proposal Skripsi Bahasa Inggris
2.    Keterampilan Memberi Penguatan
Yang dimaksud dengan keterampilan memberi penguatan adalah respon positif dari guru kepada anak didik yang telah melakukan suatu perbuatan baik. Pemberian penguatan ini dilakukan oleh guru dengan tujuan agar anak lebih giat berpartisiasi dalam interaksi belajar mengajar dan siswa agar mengulangi lagi perbuatan yang baik walaupun pemberian penguatan sangat mudah pelaksanaannya, namun kadang-kadang banyak diantara guru yang tidak melakukan pemberian penguatan kepada muridnya yang melakukan perbuatan baik.
Pemberian penguatan dalam proses belajar mengajar mempunyai beberapa tujuan dan manfaat apabila dapat dilakukan dengan tepat antara lain:
  1. Dapat meningkatkan perhatian dan motivasi siswa terhadap materi
  2. Dapat mendorong siswa untuk berbuat baik dan produktif
  3. Dapat menumbuhkan rasa kepercayaan diri siswa itu sendiri
  4. Dapat meningkatkan cara belajar siswa aktif
  5. Dapat mendorong siswa untuk eningkatkan belajarnya secara mandiri.
Walaupun pemberian penguatan sifatnya sederhana dalam pelaksanaannya, namun dapat pula pemberian penguatan yang diberikan kepada siswa justru membuat siswa enggan belajar karena penguatan yang diberikan tidak sesuai dengan tindakan yang dilakukan siswa tersebut, pemberian penguatan yang berlebihan akan berakibat fatal. Untuk itu ada beberapa hal yang harus diperhatikan guru dalam pemberian penguatan antara lain:
a.   Hangat dan Antusias
Guru dalam memberikan penguatan kepada siswa hendaknya menunjukkan sifat yang baik, menarik dan juga sungguh-sungguh sehingga siswa merasa senang dengan sikap guru di waktu memberi penguatan. Dalam pemberian penguatan diharapkan guru menunjukkan ekspresi wajah yang menarik, sinar mata yang sejuk, suara yang jelas dan enak didengar.
b.   Bermakna
Pemberian penguatan hendaknya disesuaikan dengan tingkat pencapaian keberhasilan siswa dan mempunyai arti bagi siswa yang melakukan perbuatan itu sehingga penguatan dapat diterima siswa dengan senang hati.
c.   Hindari Penggunaan Penguatan Negatif
Walaupun pemberian kritik atau hukuman adalah efektif untuk dapat mengubah motivasi, penampilan dan tingkah laku siswa, namun pemberian itu memiliki akibat yang sangat kompleks, dan secara psikologis agak kontraversial, karena itu sebaiknya dihindari banyak akibat yang muncul yang tidak dikehendaki misalnya siswa menjadi frustasi, pemberani, hukuman dianggap sebagai kebanggaan, dan peristiwa akan terulang kembali.
d.   Penggunaan Bervariasi
Pemberian penguatan seharusnya diberikan secara bervariasi baik komponennya maupun caranya dan diberikan secara hangat dan antusias. Penggunaan cara dan jenis komponen yang sama misalnya guru selalu menggunakan kata-kata “bagus” akan mengurangi efektivitas pemberian penguatan. Pemberian penguatan juga akan bermanfaat bila arah pemberiannya bervariasi, mula-mula keseluruhan anggota kelas, kemudian kelompok kecil, akhirnya keindividu, atau sebaliknya tidak berurutan.
3.    Keterampilan Memberi Variasi
Pemberian variasi dalam interaksi belajar mengajar dapat diartikan sebagai perbuatan pengajaran dari yang satu ke yang lain, dengan tujuan untuk menghilangkan kebosanan dan kejenuhan siswa dalam menerima bahan pelajaran yang diberikan guru sehingga siswa dapat aktif lagi dan berpartisipasi dalam belajarnya.
Keterampilan variasi yang tepat dalam proses belajar mengajar akan dapat memberi manfaat bagi siswa antara lain:
  1. Dapat menimbulkan dan meningkatkan perhatian siswa terhadap materi yang diberikan kepadanya.
  2. Dapat memberi motivasi kepada siswa untuk memusatkan perhatiannya pada proses belajar mengajar.
  3. Dapat menghindari kebosanan siswa dalam belajar.
  4. Dapat mendorong anak untuk mengadakan diskusi dengan temannya.
Ada tiga aspek dalam keterampilan memberi variasi yang harus dikuasai guru dalam proses belajar mengajar yaitu:
1.   Variasi dan Gaya Mengajar
Agar tidak terjadi kebosanan anak dalam belajar maka guru dapat melakukan variasi dalam gaya mengajar yang mana dalam memberi gaya mengajar ini guru dapat melakukan dengan cara variasi suara, penekanan, kontak pandang, gerakan anggota badan dan pindah posisi.
2.   Variasi Media dan Bahan Ajaran
Tiap anak didik memiliki kemampuan indra yang tidak sama baik pendengaran maupun penglihatannya demikian juga kemampuan berbicara. Ada yang lebih senang membaca, ada yang lebih senang mendengarkan, ada yang suka mendengarkan dulu baru membaca dan sebaliknya. Dengan variasi penggunaan media, kelemahan indra yang dimiliki tiap anak didik dapat dikurangi. Untuk menarik perhatian anak didik misalnya, guru dapat memulai berbicara lebih dulu, kemudian menulis dipapan tulis dilanjutkan dengan melihat contoh kongkrit. Dengan variasi seperti itu dapat memberi stimulus terhadap indra anak didik.
Ada tiga variasi penggunaan media yakni:
1.   Media Pandang
Penggunaan media pandang dapat diartikan sebagai penggunaan alat dan bahan ajaran khusus untuk komunikasi, seperti buku, majalah, globe, majalah dinding, film, film Strip, TV, recorder, gambar grafik, dan lain-lain.
2.   Variasi Media Dengar
Media dengar yang dapat dipakai adalah pembicaraan anak didik, rekaman bunyi dan suara, rekaman musik, rekaman drama, wawancara yang semuanya itu dapat memiliki relevansi dengan pelajaran.
3.   Variasi Media Taktil
Variasi media taktil adalah penggunaan media yang memberi kesempatan kepada anak didik untuk menyentuh dan memanipulasi benda atau bahan ajaran.[6]
4. Variasi interaksi
Variasi dalam pola interaksi antara guru dengan anak didik memiliki rentangan yang bergerak dari dua kutub, yaitu:
  • Anak didik bekerja atau belajar secara bebas tanpa campur tangan dari guru.
  • Anak didik mendengarkan dengan pasif. Situasi didominasi oleh guru dimana guru berbicara kepada anak didik.
Diantara dua kutub itu banyak kemungkinan dapat terjadi. Misalnya, guru berbicara dengan sekolompok kecil anak didik melalui pengajuan beberapa pertanyaan atau guru berbincang dengan anak didik secara individual, atau guru menciptakan situasi sedemikian rupa sehingga antar anak didik dapat saling tukar pendapat melalui penampilan diri, demonstrasi, atau diskusi.
4.  Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran
Keterampilan membuka adalah perbuatan guru untuk menciptakan siap mental dan menimbulkan perhatian anak didik agar terpusat pada yang akan dipelajari. Sedangkan menutup pelajaran adalah mengakhiri kegiatan inti pelajaran-pelajaran.[7]
Komponen keterampilan membuka dan menutup pelajaran meliputi meningkatkan perhatian, menimbulkan motivasi, memberi acuan melalui berbagai usaha, membuat kaitan atau hubungan diantara materi-materi yang akan dipelajari dengan pengalaman dan pengetahuan yang telah dikuasai anak didik, review atau meninjau kembali penguasaan inti pelajaran dengan merangkum inti  pelajaran den membuat ringkasan dan mengevaluasi.
Siasat membuka pelajaran bertujuan pokok menyiapkan mental anak didik agar siap memasuki persoalan yang akan dipelajari atau dibicarakan, menimbulkan minat serta pemusatan perhatian pada anak didik yang akan dibicarakan dalam kegiatan interaksi edukatif.
Ketika menutup pelajaran, kegiatan yang dilakukan guru adalah mengakhiri pelajaran atau mengakhiri kegiatan interaksi edukatif. Usaha menutup pelajaran dimaksudkan untuk memberi gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari anak didik, mengetahui tingkat pencapaian anak didik dan tingkat keberhasilan guru dalam proses interaksi edukatif. Proposal Skripsi Bahasa Inggris
5.    Keterampilan Mengelola Kelas
Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses interaksi edukatif dengan kata lain kegiatan-kegiatan untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses interaksi edukatif. Termasuk dalam hal ini adalah penghentian tingkah laku anak didik yang menyelewengkan perhatian kelas, pemberian ganjaran bagi ketepatan waktu penyelesaian tugas anak didik, atau penetapan norma kelompok yang produktif.
Kondisi belajar yang optimal dapat tercapai jika guru mampu mengatur anak didik dan sarana pengajaran serta mengendalikannya dalam suasana yang menyenangkan untuk mencapai tujuan pengajaran. Juga hubungan interpersonal yang baik antara guru dan siswa dan siswa dengan siswa merupakan syarat keberhasilan pengelolaan kelas.
6.    Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil
Yang dimaksud dengan diskusi kelompok kecil di sini adalah suatu proses yang teratur yang melibatkan sekelompok individu dalam suatu interaksi tatap muka secara kooperatif untuk tujuan membagi informasi, membuat keputusan, dan memecahkan masalah
Keterampilan membimbing diskusi memilih kelebihan dan keterbatasan antara lain :
  1. Kelebihannya
    • Kelompok memiliki sumber daya yang lebih banyak daripada individu. Pengetahuan dan pengalaman sekelompok orang yang jelas lebih banyak dari pengetahuan dan pengalaman seseorang.
    • Anggota kelompok sering diberi masukan dan motivasi dari anggota lain, yang berusaha agar sumbangan pikiran bermanfaat untuk keberprestasian kelompok.
    • Kelompok dapat mengprestasikan keputusan yang lebih baik
    • Anggota kelompok memiliki ikatan yang kuat terhadap keputusan yang diambil dengan melalui keterklibatannya dalam diskusi.
    • Partisipasi dalam diskusi akan meningkatkan saling pengertian antar individu dalam satu kelompok dan dalam kelompok yang lain.
2. Keterbatasan
    • Diskusi memakan waktu
    • Pemborosan waktu
    • Diskusi dapat menekan pendirian
6.      Keterampilan menjelaskan
Keterampilan menjelaskan adalah penyajian informasi secara lisan yang diorganisasi secara sistematik untuk menunjukkan adanya hubungan yang satu dengan yang lainnya, misalnya antara sebab dan akibat, definisi dan contoh atau dengan sesuatu yang belum diketahui. Penyampaian informasi yang terencana dengan baik dan disajikan dengan urutan yang cocok merupakan ciri utama kegiatan menjelaskan. Pemberian penjelasan merupakan salah satu aspek yang amat penting dari kegiatan guru dalam berinteraksi dengan siswa didalam kelas.
Tujuan memberikan penjelasan antara lain:
  1.  Membimbing murid untuk mendapat dan memahami hukum, fakta, definisi dan prinsip secara obyektif.
  2.  Melibatkan murid untuk berfikir dengan memecahkan masalah-masalah atau pertanyaan
  3. Untuk mendapat balikan dari murid mengenai tingkat pemahamannya dan untuk mengatasi kesalapahaman mereka.
  4. Membimbing murid untuk menghayati dan mendapat proses penalaran dan menggunakan bukti- bukti dalam pemecahan masalah.10
b.   Pengertian Prestasi Belajar
Pengertian belajar adalah terdiri dari dua kata, yakni “prestasi” dan “belajar” antara prestasi dan belajar mempunyai arti yang berbeda. Oleh karena itu prestasi dibahas jauh maka terlebih dahulu penulis akan menjelaskan pengertian prestasi.
Prestasi adalah prestasi dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan baik secara individu maupun kelompok.11
W.J.S Poerwadarminta berpendapat bahwa “prestasi” adalah prestasi yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan dan sebagainya). Sedangkan menurut Mas’ud Khasan Abdul Qoha “prestasi” adalah apa yang telah diciptakan, prestasi pekerjaan, prestasi yang mnyenangkan hait yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja. Sementara Nasru Harahap dan kawan-kawannya memberikan batasan bahwa “prestasi” adalah penilaian pendidikan tentang perkembangan dan kemajuan murid yang berkenaan dengan penguasaan bahan pelajaran yang disajikan kepada mereka serta nilai-nilai yang terdapat dalam kurikulum. 12
Dari berbagai pengertian dikemukakan oleh para ahli di atas, jelas terlihat perbedaan pada kata-kata tertentu sebagai penekanan namun intinya sama, yakni prestasi yang dicapai dari suatu kegiatan. untuk itu dapat dipahami bahwa prestasi adalah prestasi suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, yang menyenangkan hati dan diperoleh dengan jalan keuletan kerja, baik secara individu maupun secara kelompok dalam bidang kegiatan itu.
Belajar adalah suatu aktifitas yang sadar akan tujuan. Tujuan dalam belajar adalah tercapainya suatu perubahan dalam diri individu. Perubahan dalam menuju perkembangan pribadi individu seutuhnya. Namun, untuk memperoleh penjelasan yang lebih terarah penulis akan menjelaskan berbagai pendapat tentang belajar. Proposal Skripsi Bahasa Inggris
Menurut Abdurrahman, mengatakan bahwa :
“Belajar adalah suatu perubahan pada diri individu dengan lingkungannya yang menjadikannya mendapat kemampuan yang lebih tinggi  untuk hidup secara damai dalam lingkungannya13
Menurut M. Ngalim Purwanto, mengatakan bahwa
“Belajar adalah tingkah laku yang mengalami perubahan, karena belajar menyangkut berbagai aspek kepribadian, baik fisik maupun psikis, seperti perubahan dalam pengertian pemecahan masalah/berfikir, keterampilan, kecakapan, kebiasaan,ataupun sikap”.14
Setelah kita mengetahui dan memahami pengertian diatas, maka dapat dipahami kata “prestasi” dan “belajar” prestasi pada dasarnya prestasi yang diperoleh dari suatu aktivitas, sedangkan belajar pada dasarnya adalah proses yang mengakibatkan perubahan pada diri individu yaitu perubahan tingkah laku. Dengan demikian dapat diambil pengertian yang sangat sederhana mengenai hal ini. Prestasi belajar adalah prestasi yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai prestasi dari aktivitas dalam belajar. Prestasi belajar mahasiswa yang diperoleh itu melalui suatu proses yang dinamakan usaha, keuletan untuk mendapatkan pengetahuan dan pengalaman.
c.    Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar itu tidak selalu disebabkan karena faktor intelegensi yang rendah (kelainan mental) akan tetapi dapat pula dipengaruhi oleh faktor-faktor non intelegensi, karena itu IQ yang tinggi belum tentu menjamin keberprestasian prestasi belajar siswa. Oleh karena itu perlu memahami masalah-masalah yang berhubungan dengan kesulitan belajar siswa yang dapat mengakibatkan prestasi belajar siswa menurun.
Prestasi belajar yang dicapai seorang individu merupakan prestasi interaksi dari berbagai faktor yang mempengaruhi baik dari dalam maupun dari luar individu. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dapat digolongkan dua golongan yaitu:
Faktor internal adalah segala sesuatu yang bersumber dari dalam diri seseorang yang dapat mempengaruhi lainnya sehingga siswa dapat belajar Adapun faktor-faktor yang tercakup di dalamnya yaitu:
 Faktor Jasmani (Fisiologis)
Faktor jasmani yaitu segala bentuk tubuh secara lahiriah dapat dilihat oleh mata, baik yang bersifat bawaan seperti penglihatan, pendengaran dan sebagainya.
Faktor Psikologis
Faktor fsikologis adalah faktor yang berhubungan dengan keadaan rohani siswa yang termasuk didalamnya adalah intelegensi, perhatian, minat, bakat dan emosi. Semuanya itu mempunyai peranan dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.
Faktor Kematangan Fisik dan Psikis
Faktor kematangan fisik dan psikis ini maksudnya adalah seseorang yang mengalami perkembangan fisik dalam arti bahwa kematangan fisik seseorang harus seimbang dengan perkembangan psikisnya.
Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang berpengaruh dari luar diri seseorang. Adapun faktor-faktor yang tercakup didalamnya adalah sebagai berikut:
1.  Faktor Sosial
Faktor sosial yakni faktor yang disebabkan dari lingkunagn masyarakat, pengaruh ini terjadi karena keberadaannya ditengah tengah masyarakat. Dimana lingkungan itu berpengaruh terhadap peningkatan prestasi belajar siswa
2. Faktor Lingkungan Fisik
Faktor lingkungan fisik itu bukan hanya berupa material atau benda tetapi dapat berupa kondisi iklim, dalam artian bahwa apabila kondisi dimana anak itu belajar tidak cocok, sehingga menimbulkan anak itu tidak merasa tenang dalam belajar, sehingga prestasinya menurun.
3. Faktor Budaya
Faktor budaya ini terbagi dalam beberapa faktor diantaranya adalah faktor ilmu pengetahuan, kesenian, adat istiadat. Apabila kesemuanya ini semua tidak sesuai dengan pemahaman dan pengetahuan siswa, maka akan mengalami hambatan dalam belajar
G.  Metodologi Penelitian
a.  Populasi dan Sampel
Dalam suatu penelitian yakni pada obyeknya biasanya berhadapan dengan masalah yang biasa disebut dengan istilah populasi. Hal ini merupakan yang sangat penting, karena hubungan dengan penentuan sumber data yang akan diteliti. Demikian pula dengan sampel, yang merupakan bagian dari populasi, mempunyai kedudukan yang sama pentingnya dengan populasi.
Adapun yang menyangkut populasi dan sampel. Penulis akan menjelaskan sebagai berikut:
1.   Populasi
Suharsimi Arikunto bahwa populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Ini berarti bahwa apabila seseorang ingin meneliti semua elemen atau unsur yang ada didalam wilayah atau lokasi penelitian, maka penelitian yang ia lakukan adalah penelitian populasi.15
Sedangkan Nana Sudjana mengemukakan pengertian bahwa populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin prestasi tertentu mengenai kumpulan obyek yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya.16
Kemudian pengertian populasi menurut Sutrisno Hadi, dijelaskan bahwa populasi adalah semua individu untuk setiap kenyataan-kenyataan yang diperoleh dari sampel.17
Amirman Yousda mendefinisikan populasi sebagai keseluruhan obyek yang diteliti, baik berupa orang, benda, kejadian maupun hal-hal yang terjadi.18
Dari beberapa pengertian yang telah dikemukakan diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa populasi adalah keseluruhan obyek yang terdiri dari manusia, benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, nilai tes dan peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik dan spesifikasi tertentu didalam suatu penelitian
Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas III Madrasah Tsanawiyah IMMIM Putra Makassar yang berjumlah 172 siswa yang terdiri dari kelas IIIa sebanyak 34 siswa, kelas IIIb sebanyak 31 siswa, kelas IIIc sebanyak 37 siswa, dan kelas IIId sebanyak 35 orang dan IIIe sebanyak 35 siswa.
Untuk lebih jelasnya keadaan populasi dapat dilihat pada tabel populasi berikut ini.
Tabel I
Keadaan populasi siswa Madrasah Tsanawiyah IMMIM Putra
No
Kelas
Siswa
1.
IIIA
34
2.
IIIB
31
3.
IIIC
37
4.
IIID
35
5.
IIIE
35

Jumlah
172
2.   Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang memiliki sifat umum populasi atau dengan kata lain sampel adalah sekelompok individu atau benda yang lebih kecil jumlah populasi yang ada dan juga dapat dikatakan bahwa sampel adalah wakil dari populasi. Dalam hal ini, Suharsimi Arikunto mengemukakan bahwa sampel adalah bagian atau wakil populasi yang diteliti. Digunakan penelitian sampel apabila bermaksud untuk menggeneralisasikan prestasi penelitian sampel. 19
Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik Random Sampling yakni cara pengambilan sampel yang semua anggota populasi diberi kesempatan untuk dipilih menjadi sampel.20
Lebih khusus lagi penelitian ini menggunakan teknik proporsional random sampling yaitu pengambilan Sampel atas besarnya populasi. Dalam hal ini penulis mengambil sampel sebesar 43 siswa atau 25 % dari jumlah populasi 172. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto yang mengemukakan bahwa:
“Apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya, jika jumlah subjek lebih besar dapat diambil antara 10-15 % atau 20-25% atau lebih.21
b. Metode Pengumpulan Data
a. Penelitian Kepustakaan (Library rescarch) yaitu suatu metode yang digunakan penulis dengan jalan memperbanyak membaca buku-buku yang relevan dengan pembahasan skripsi ini kemudian penulis:
1. Mengutip secara langsung, yaitu dengan mengutip pendapat para ahli dari berbagai sumber yang diambil sesuai dengan naskah aslinya dan tanpa merubah redaksinya. Proposal Skripsi Bahasa Inggris
2. Mengutip secara tidak langsung yaitu mengutip berbagai sumber yang ada kaitannya dengan pembahasan skripsi ini baik dalam bentuk ikhtiar maupun dalam bentuk ulasan sehingga berbeda dengan naskah atau sumber aslinya, namun maksud dan tujuannya sama.
b.  Penelitian Lapangan ( Field recearch) yaitu cara pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis dilapangan atau ditempat penelitian dengan menggunakan teknik:
  1. Koesioner yaitu penulis mengumpulkan data yang ada hubungannya dengan pembahasan skripsi ini dengan mengajukan pertanyaan kepada responden.
  2. Angket yaitu daftar pertanyaan yang berisi rangkaian pertanyaan tentang hal-hal yang berkaitan keterampilan mengajar dan faktor
  3. Dokumentasi yaitu cara pemgumpulan data dengan cara mencatat dokumen-dokumen yang berhubungan dengan pembahasa skripsi ini.
c. Instrumen Penelitian
Berprestasi tidaknya penelitian yang dilakukan banyak ditentukan oleh instrumen penelitian yang digunakan. Instrumen adalah alat untuk memperoleh data, instrumen adalah alat pemgumpul data yang pada hakikatnya mengukur variabel penelitian.
Adapun jenis insrumen yang penulis gunakan dalam penelitian ini, yaitu:
  1. Angket adalah daftar pertanyaan yang berisi rangkaian pertanyaan tentang hal-hal yang berkaitan dengan keterampilan mengajar guru dan faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa.
  2. Wawancara yakni dimaksudkan untuk mendapatkan keterangan-keterangan lisan melalui percakapan dan berhadapan muka dengan orang yang dapat memberikan keterangan pada peneliti.
  3. Dokumentasi adalah cara pengumpulan data dengan mencatat segala data-data dokumentasi tersebut yang ada dengan penelitian.
d. Teknik Analisis Data
  1. Analisis kualitatif yaitu analisis data yang dijabarkan melalui pengamatan yang tidak berupa angka-angka.22 Maksudnya adalah dilakukan dengan cara menguraikan dalam bentuk kalimat kemudian direlevansikan dengan rujukan teori yang mendukung.
  2. Analisis kuantitatif yaitu analisis terhadap data yang berupa angka-angka dengan cara menggunakan statistik yang relevan dalam bentuk persentase. Maka rumus yang digunakan adalah :
P = F/N x 100%
Keterangan :
  P    =  Persentase (%)
  F    =  Frekuensi atau kategori jabatan
  N   =  Number (Jumlah Frekuensi/individu)23
Dengan demikian, metode analisis data yang dipergunakan dalam skripsi ini adalah analisis kualitatif dan kuantitatif, yaitu sumber dari hasil angket, interview, observasi dan dokumentasi, guna memperoleh suatu kesimpulan yang betul-betul akurat dan dapat dipertanggung jawabkan.
KOMPOSISI BAB SKRIPSI
BAB    I  PENDAHULUAN
  1. Latar Belakang
  2. Rumusan Masalah
  3. Hipotesis
  4. Pengertian Judul
  5. Tujuan dan Kegunaan
  6. Garis-garis Besar isi
BAB  II TINJAUAN PUSTAKA
  1. Pengertian Keterampilan Mengajar Guru
  2. Pengertian Prestasi Belajar
  3. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
BAB  III  METODOLOGI PENELITIAN.
  1. Populasi dan Sampel.
  2. Metode Pengumpulan Data
  3. Instrumen Pengumpulan Data
  4. Teknik Analisis Data
BAB  IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
  1. Selayang Pandang Pesantren IMMIM Putra Makassar
  2. Keterampilan Mengajar Guru di Pesantren IMMIM Putra Makassar
  3. Prestasi Belajar Siswa di Pesantren IMMIM Putra Makassar
  4. Pengaruh Keterampilan Mengajar Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa di Pesantren IMMIM Putra Makassar
BAB  V PENUTUP
  1. Kesimpulan
  2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN- LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto Suharsimi,Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Cet.XII. Jakarta.PT. Rineka Cipta.1998
Abdurrahman, Pengelolaan Pengajaran. Cet.VI. Ujung Pandang.Bintang Selatan:1994
Bahri Djamarah Syaiful, Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif.Jakarta.PT Rineka Cipta.1997
______________ Prestasi Belajar Dan Kompotensi Guru.Surabaya.PT Usaha Nasional.1994
Hadi Sutrisno, Metodologi Research. Cet.XXI.Yogyakarta.Andi ofset.1990
Mustamin, Psikologi Pendidikan, Diktat.1996
Nurkaranca Wayan, Evaluasi Hasil Belajar.Surabaya,Usaha Nasional.1992
Penyusun Kamus Pusat Pembinaan Bahasa Kamus Besar Bahasa Indonesia. Cet III: Jakarta. Balai Pustaka. 1990
Porwadarmita. Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta. Balai Pustaka.1976
Purwanto Ngalim, Psikologi Pendidikan. Cet;V Bandung. Remaja Rosdakarya. 1990
Rowstiyah, Masalah Ilmu Keguruan. Cet III. Jakarta.Bina Aksara. 1989
Soetomo, Dasar- dasar Interaksi Belajar Mengajar. Cet I. Surabaya. Usaha Nasional. 1993
Sudjana Nana, Metode Statistik.Cet III. Bandung. Persit. 1984
Sugiono, Metode Penelitian Admenistrasi. Cet XI. Bandung. CV Alfabeta. 2005
Uzer Usman Moh, Menjadi Guru Profesional.Cet I. Bandung PT Remaja Rosdakarya. 1995

1Penyusun kamus pusat pembinaan Bahasa Kamus Besar Bahasa Indonesia  (cet III.jakarta Balai pustaka. 1990). Hal. 664.
2Wayan Nurkaranca. Evaluasi Hasil Belajar (Surabaya Indonesia Usaha Nasional. 1992).h.23
[1] W.J.S. Poerwadarminta  Kamus Umum Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka. 1976), Hal. 188.
[2] Roestiyah. N.K. Masalah Ilmu Keguruan (Cet III. Jakarta: Bina Aksara. 1989).Hal.15.
[3] Drs. Abdurrahman. Pengelolaan pengajaran. Cet.VI. Ujung Pandang. Bintang Selatan. 1994)Hal.15
[4] Drs Mustamin, Psikologi Pendidikan, Diktat 1996).Hal.246-247.
[5]Soetomo. Dasar-Dasar Interaksi Belajar Mengajar. Cet.1 Surabaya. Usaha Nasional. 1993.Hal.178)
[6] Syaiful Bahri Djamarah. Guru dan Anak Didik Interaksi Edukatif (PT Rineka Cipta. Jakarta 1997) Hal. 129
[7]  Ibid.Hal. 139
10 Drs. Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional. PT Remaja Rosdakarya.1995)            hal  88-89
11 Drs Syaiful Bakri Djamarah. Prestasi Belajar Dan Kompetensi Guru. Surabaya: PT Usaha Nasional. 1994 ) hal 19
12 Ibid hal 20-21
13 Drs. H. Abdurrahman. Pengelolaan Pengajaran. Cet.V.Bandung: Remaja Rosdakarya. 1990) hal 84
14 M. Ngalim Purwanto. Psikologi Pendidikan, Cet V.Bandung: Remaja Rosdakarya, 1990) hal 84
15 Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik ( Cet.XII .Jakarta : PT Rineka Cipta.1998) hal 108
16 Nana Sujana. Metode Statistik ( Cet.III. Bandung  Persit.1984) hal 3
17 Sutrisno Hadi. Metodologi Researc ( Cet.XXX. Yogyakarta. Andi Ofsit.1990) hal 70
18 Airman Yausda. Penelitian Dan Statistik Pendidikan ( Cet I. Jakarta.Bumi Aksara.1993) hal 134
19 Suharsimi Arikunto op.cit.hal 117
20 Cholid Narbuko. Metodologi Penelitian. ( Cet.III: Bumi Aksara.2001) hal 114
21 Ibid
22Dr. Ibrahim, Penelitian dan Penilaian Pendidikan (Cet, II; Bandung : Sinar Baru Algesindo, 2001), h.195.
23Anas Sudjono, Pengantar Statistik Pendidikan (Cet, V; Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 1994), h.80. Proposal Skripsi Bahasa Inggris