Pengaruh Keterampilan Mengajar Guru Terhadap Prestasi
Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Bahasa Inggris Di Pesantren IMMIM Makassar
A. Latar
Belakang
Proses belajar mengajar pada dasarnya merupakan suatu
pola interaksi antara peserta didik dengan pendidik. Seorang siswa dikatakan
belajar apabila dapat mengetahui sesuatu yang dipahami sebelumnya, dapat
melakukan atau menggunakan sesuatu yang sebelumnya tidak dapat digunakannya
termasuk sikap tertentu yang mereka miliki. Sebaliknya seorang guru yang
dikatakan telah mengajar apabila dia telah membantu siswa untuk memperoleh
perubahan yang dikehendaki.
Guru sebagai fasilitator dalam proses belajar mengajar
yang bertugas menciptakan situasi dan kondisi yang memungkinkan terjadinya
proses belajar mengajar yang lebih efektif dan efisien. Sebelum mengajar, guru
harus merencanakan kegiatan pengajaran secara sistematis, sehingga dapat
terampil dalam proses belajar mengajar. Proposal Skripsi Bahasa Inggris.
Guru terampil sebaiknya melakukan berbagai upaya untuk
peningkatan prestasi belajar siswa, hal tersebut merupakan tanggung jawab semua
guru dalam memperoleh kualitas sumber daya manusia untuk mewujudkan hal di atas
seorang guru dituntut untuk memiliki keterampilan mengajar seperti:
keterampilan bertanya, keterampilan memberi penguatan, keterampilan memberi
variasi, keterampilan membuka dan menutup pelajaran, keterampilan mengelola
kelas, keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil dan keterampilan
menjelaskan. Dengan demikian keterampilan mengajar tersebut harus senantiasa
dikembangkan oleh guru untuk mencapai tujuan pengajaran.
Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar tentu tidak
lepas dari suatu masalah yang akan dihadapi baik oleh guru maupun siswa.
Apabila diperhatikan tentang proses belajar mengajar, maka kita dapat berasumsi
bahwa salah satu gejala negatif sebagai suatu penghalang dan kesulitan yang
sangat menonjol dalam proses belajar mengajar adalah rendahnya keterampilan
dalam mengembangkan pengajaran.
Dalam proses belajar mengajar banyak metode-metode
yang dapat digunakan dalam rangka penyampaian suatu bidang studi. Namun
metode-metode yang telah ada itu kadang-kadang tidak menjamin suatu
keberhasilan. Itu tergantung pada guru bagaimana memilih suatu metode yang
sesuai dan cocok dengan materi yang disampaikan atau saat berlangsung proses
belajar mengajar, semua itu merupakan kemampuan dan keterampilan guru dalam
menganalisa semua metode dan penguasaannya. Penulis merasa perlu membahas
masalah keterampilan mengajar guru terhadap prestasi belajar siswa pada mata
pelajaran Bahasa Inggris di Pesantren IMMIM Putra Makassar. Sebab keterampilan
mengajar sangat menentukan berprestasi atau tidaknya mata pelajaran yang
diajarkan. Proposal Skripsi Bahasa
Inggris
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian tersebut maka untuk memberikan
arahan operasional dalam rangka mengupayakan penentuan langkah-langkah
penarikan kesimpilan secara nyata. Maka secara operasional penulis merumuskan
beberapa pokok-pokok masalah sebagai berikut:
- Bagaimana
keterampilan mengajar guru pada mata pelajaran Bahasa Inggris di Pesantren
IMMIM Makassar?
- Bagaimana
prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Inggris di Pesantren
IMMIM Makassar?
- Apakah
terdapat pengaruh yang signifikan antara keterampilan mengajar guru
terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Inggris di
Pesantren IMMIM Makassar?
C. Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan di atas
maka hipotesis yang maksud adalah tidak terdapat pengaruh yang signifikan
antara keterampilan mengajar guru dengan prestasi belajar siswa. Proposal
Skripsi Bahasa Inggris
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan
penelitian ini adalah:
- Untuk
mengetahui keterampilan mengajar guru di Pesantren IMMIM Putra Makassar.
- Untuk
mengetahui prestasi belajar siswa di Pesantren IMMIM Putra Makassar.
- Untuk
memperoleh gambaran tentang pengaruh keterampilan mengajar guru terhadap
prestasi belajar siswa di Pesantren IMMIM Putra Makassar.
2. Kegunaan
penelitian ini adalah
- Dapat
memberikan input bagi siswa di Pesantren IMMIM Putra Makassar dalam rangka
meningkatkan dan mengembangkan profesi dan keterampilan guru dalam
mengajar untuk dijadikan sumber belajar dalam hidup yang serba kompleks
akibat kemajuan ilmu pengetahuan teknologi
- Diharapkan
dapat bermanfaat bagi semua pihak yang ingin mengetahui pentingnya
keterampilan guru di dalam mengajar.
D. Pengertian Judul
Dalam judul skripsi ini terdapat beberapa kata yang
perlu penulis berikan pengertian. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi
kesimpangsiuran dalam pembahasan selanjutnya.
Adapun pengertian yang dimaksud adalah:
- Pengaruh adalah daya yang ada atau yang
timbul dari suatu (orang berdaya) yang ikut membentuk watak kepercayaan
atau perbuatan seseorang.1
- Keterampilan
mengajar adalah
kecakapan/kemampuan seseorang guru dalam memberikan pengajaran kepada
siswa sehingga siswa mudah dan dapat menyerap materi pelajaran.
- Prestasi
belajar adalah
suatu proses untuk menentukan nilai keberhasilan belajar seseorang setelah
ia mengalami proses belajar mengajar selama satu periode tertentu.2
E. Garis Besar Isi Skripsi
Skripsi ini berisi Lima Bab, dengan masing-masing Bab
terdiri dari Sub Bab antara Bab yang satu dengan Bab yang lainnya dan merupakan
suatu rangkaian antara Bab yang satu dengan Bab yang lain :
Bab pertama, pendahuluan berisi tentang latar
belakang, rumusan masalah, hipotesis, pengertian judul, tujuan dan kegunaan dan
garis-garis besar isi.
Bab kedua, tinjauan pustaka yang berisi tentang
teori-teori yang berkaitan dengan judul skripsi ini, yang memuat
penjelasan-penjelasan mengenai keterampilan mengajar guru, yakni pengertian,
pentingnya keterampilan mengajar bagi seorang guru. Kemudian pengertian prestasi
belajar siswa dan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa.
Bab ketiga, metodologi penelitian yang memuat populasi
dan sampel, metode pengumpulan data, instrumen penelitian dan analisis
data.
Bab empat, hasil penelitian yang berisi tentang
keadaan umum lokasi penelitian pengujian prestasi analisis dan pembahasannya
Bab kelima, berupa penutup berisi kesimpulan dan
saran. Proposal Skripsi Bahasa Inggris
F. Tinjauan Pustaka
a. Pengertian Keterampilan Mengajar Guru
Dalam memberikan pengertian tentang keterampilan
mengajar guru, maka dalam hal ini penulis akan mengemukakan beberapa pengertian
yang dikemukakan oleh beberapa ahli:
Keterampilan adalah kecakapan untuk menyelesaikan
tugas.[1]
Menurut Alvin W. Howard, mengajar adalah suatu
aktivitas untuk memberi, menolong, membimbing seseorang untuk mendapatkan,
mengubah atau mengembangkan ideal (cita-cita).[2]
Menurut Warni Rasyidin mengemukakan bahwa mengajar
adalah keterlibatan guru dan siswa dalam interaksi proses belajar mengajar.
Guru sebagai koordinator menyusun, mengorganisasi dan mengatur situasi belajar.[3]
Menurut AG. Soejono mengajar adalah usaha guru
memimpin muridnya perubahan situasi dalam arti kemajuan dalam proses
perkembangan intelek pada khususnya dan proses perkembangan jiwa, sikap,
pribadi serta keterampilan pada umumnya.[4]
Berdasarkan pengertian di atas maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa mengajar adalah usaha yang dilaksanakan oleh guru melalui
bahan pengajaran yang diarahkan kepada siswa agar dapat membawa perubahan baik
kognitif, afektif maupun psikomotorik.
Keterampilan mengajar adalah kecakapan atau kemampuan
guru dalam menyajikan materi pelajaran. Dengan demikian seorang guru harus
mempunyai persiapan mengajar antara lain, guru harus menguasai bahan pengajaran
mampu memilih metode yang tepat dan penguasaan kelas yang baik.
Keterampilan mengajar sangat penting dimiliki oleh
seorang guru sebab guru memegang peranan penting dalam dunia pendidikan. Oleh
karena itu guru harus memiliki berbagai keterampilan menagajar antara lain:
1. Keterampilan Bertanya
Keterampilan bertanya adalah merupakan keterampilan
yang tidak dapat dipisahkan dalam kegiatan belajar mengajar, karena metode
apapun, tujuan pengajaran apapun yang ingin dicapai dan bagaimana keadaan siswa
yang dihadapi, maka bertanya kepada siswa merupakan hal yang tidak dapat
ditinggalkan. Karena pertanyaan yang diajukan kepada siswa agar berpengaruh
tidaklah mudah. Memberi pertanyaan perlu adanya latihan dari guru-guru.
Sehingga diharapkan guru dapat menguasai dan melaksanakan keterampilan bertanya
pada situasi yang tepat, sebab memberi pertanyaan secara efektif dan efisien
akan dapat menimbulkan perubahan tingkah laku baik pada guru maupun dari siswa.
Dari guru yang sebelumnya selalu aktif memberi informasi akan berubah menjadi
banyak mengundang interaksi siswa, sedangkan dari siswa yang sebelumnya secara
pasif mendegarkan keterangan guru akan berubah menjadi banyak berpartisipasi
dalam bertanya, menjawab pertanyaan mengemukakan pendapat. Hal ini akan
menimbulkan adanya cara belajar siswa aktif yang berkadar tinggi. Untuk lebih
memudahkan guru dalam menggunakan keterampilan bertanya hendaknya seorang guru
mengetahui kegunaan dari penggunaan keterampilan bertanya.[5]
Adapun kegunaan dari penggunaan keterampilan bertanya
adalah :
- Akan
dapat membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap pokok bahasa
yang akan dibahas.
- Dapat
memusatkan perhatian siswa terhadap pokok bahasan
- Dapat
mengembangkan keaktifan dan berfikir siswa
- Dapat
mendorong siswa untuk dapat menggunakan pandangan-pandangan yang
berhubungan dengan masalah yang akan dibahas
- Sebagai
umpan balik bagi guru untuk mengetahui sejauhmana prestasi belajar siswa
selama proses belajar mengajar
- Dapat
mengembangkan kemampuan siswa dalam menemukan, mengorganisir dan memberi
informasi yang pernah didapat sebelumnya. Proposal Skripsi Bahasa
Inggris
2. Keterampilan Memberi Penguatan
Yang dimaksud dengan keterampilan memberi penguatan
adalah respon positif dari guru kepada anak didik yang telah melakukan suatu
perbuatan baik. Pemberian penguatan ini dilakukan oleh guru dengan tujuan agar
anak lebih giat berpartisiasi dalam interaksi belajar mengajar dan siswa agar
mengulangi lagi perbuatan yang baik walaupun pemberian penguatan sangat mudah
pelaksanaannya, namun kadang-kadang banyak diantara guru yang tidak melakukan
pemberian penguatan kepada muridnya yang melakukan perbuatan baik.
Pemberian penguatan dalam proses belajar mengajar
mempunyai beberapa tujuan dan manfaat apabila dapat dilakukan dengan tepat
antara lain:
- Dapat
meningkatkan perhatian dan motivasi siswa terhadap materi
- Dapat
mendorong siswa untuk berbuat baik dan produktif
- Dapat
menumbuhkan rasa kepercayaan diri siswa itu sendiri
- Dapat
meningkatkan cara belajar siswa aktif
- Dapat
mendorong siswa untuk eningkatkan belajarnya secara mandiri.
Walaupun pemberian penguatan sifatnya sederhana dalam
pelaksanaannya, namun dapat pula pemberian penguatan yang diberikan kepada
siswa justru membuat siswa enggan belajar karena penguatan yang diberikan tidak
sesuai dengan tindakan yang dilakukan siswa tersebut, pemberian penguatan yang
berlebihan akan berakibat fatal. Untuk itu ada beberapa hal yang harus
diperhatikan guru dalam pemberian penguatan antara lain:
a. Hangat dan Antusias
Guru dalam memberikan penguatan kepada siswa hendaknya
menunjukkan sifat yang baik, menarik dan juga sungguh-sungguh sehingga siswa
merasa senang dengan sikap guru di waktu memberi penguatan. Dalam pemberian
penguatan diharapkan guru menunjukkan ekspresi wajah yang menarik, sinar mata
yang sejuk, suara yang jelas dan enak didengar.
b. Bermakna
Pemberian penguatan hendaknya disesuaikan dengan
tingkat pencapaian keberhasilan siswa dan mempunyai arti bagi siswa yang
melakukan perbuatan itu sehingga penguatan dapat diterima siswa dengan senang
hati.
c. Hindari Penggunaan Penguatan Negatif
Walaupun pemberian kritik atau hukuman adalah efektif
untuk dapat mengubah motivasi, penampilan dan tingkah laku siswa, namun
pemberian itu memiliki akibat yang sangat kompleks, dan secara psikologis agak
kontraversial, karena itu sebaiknya dihindari banyak akibat yang muncul yang
tidak dikehendaki misalnya siswa menjadi frustasi, pemberani, hukuman dianggap
sebagai kebanggaan, dan peristiwa akan terulang kembali.
d. Penggunaan Bervariasi
Pemberian penguatan seharusnya diberikan secara
bervariasi baik komponennya maupun caranya dan diberikan secara hangat dan
antusias. Penggunaan cara dan jenis komponen yang sama misalnya guru selalu
menggunakan kata-kata “bagus” akan mengurangi efektivitas pemberian penguatan.
Pemberian penguatan juga akan bermanfaat bila arah pemberiannya bervariasi,
mula-mula keseluruhan anggota kelas, kemudian kelompok kecil, akhirnya
keindividu, atau sebaliknya tidak berurutan.
3. Keterampilan Memberi Variasi
Pemberian variasi dalam interaksi belajar mengajar
dapat diartikan sebagai perbuatan pengajaran dari yang satu ke yang lain,
dengan tujuan untuk menghilangkan kebosanan dan kejenuhan siswa dalam menerima
bahan pelajaran yang diberikan guru sehingga siswa dapat aktif lagi dan
berpartisipasi dalam belajarnya.
Keterampilan variasi yang tepat dalam proses belajar
mengajar akan dapat memberi manfaat bagi siswa antara lain:
- Dapat
menimbulkan dan meningkatkan perhatian siswa terhadap materi yang
diberikan kepadanya.
- Dapat
memberi motivasi kepada siswa untuk memusatkan perhatiannya pada proses
belajar mengajar.
- Dapat
menghindari kebosanan siswa dalam belajar.
- Dapat
mendorong anak untuk mengadakan diskusi dengan temannya.
Ada tiga aspek dalam keterampilan memberi variasi yang
harus dikuasai guru dalam proses belajar mengajar yaitu:
1. Variasi dan Gaya Mengajar
Agar tidak terjadi kebosanan anak dalam belajar maka
guru dapat melakukan variasi dalam gaya mengajar yang mana dalam memberi gaya
mengajar ini guru dapat melakukan dengan cara variasi suara, penekanan, kontak
pandang, gerakan anggota badan dan pindah posisi.
2. Variasi Media dan Bahan Ajaran
Tiap anak didik memiliki kemampuan indra yang tidak
sama baik pendengaran maupun penglihatannya demikian juga kemampuan berbicara.
Ada yang lebih senang membaca, ada yang lebih senang mendengarkan, ada yang
suka mendengarkan dulu baru membaca dan sebaliknya. Dengan variasi penggunaan
media, kelemahan indra yang dimiliki tiap anak didik dapat dikurangi. Untuk
menarik perhatian anak didik misalnya, guru dapat memulai berbicara lebih dulu,
kemudian menulis dipapan tulis dilanjutkan dengan melihat contoh kongkrit.
Dengan variasi seperti itu dapat memberi stimulus terhadap indra anak didik.
Ada tiga variasi penggunaan media yakni:
1. Media Pandang
Penggunaan media pandang dapat diartikan sebagai
penggunaan alat dan bahan ajaran khusus untuk komunikasi, seperti buku,
majalah, globe, majalah dinding, film, film Strip, TV, recorder, gambar grafik,
dan lain-lain.
2. Variasi Media Dengar
Media dengar yang dapat dipakai adalah pembicaraan
anak didik, rekaman bunyi dan suara, rekaman musik, rekaman drama, wawancara yang
semuanya itu dapat memiliki relevansi dengan pelajaran.
3. Variasi Media Taktil
Variasi media taktil adalah penggunaan media yang
memberi kesempatan kepada anak didik untuk menyentuh dan memanipulasi benda
atau bahan ajaran.[6]
4. Variasi interaksi
Variasi dalam pola interaksi antara guru dengan anak
didik memiliki rentangan yang bergerak dari dua kutub, yaitu:
- Anak didik bekerja atau belajar
secara bebas tanpa campur tangan dari guru.
- Anak didik mendengarkan dengan
pasif. Situasi didominasi oleh guru dimana guru berbicara kepada anak
didik.
Diantara dua kutub itu banyak kemungkinan dapat
terjadi. Misalnya, guru berbicara dengan sekolompok kecil anak didik melalui
pengajuan beberapa pertanyaan atau guru berbincang dengan anak didik secara
individual, atau guru menciptakan situasi sedemikian rupa sehingga antar anak
didik dapat saling tukar pendapat melalui penampilan diri, demonstrasi, atau
diskusi.
4. Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran
Keterampilan membuka adalah perbuatan guru untuk
menciptakan siap mental dan menimbulkan perhatian anak didik agar terpusat pada
yang akan dipelajari. Sedangkan menutup pelajaran adalah mengakhiri kegiatan
inti pelajaran-pelajaran.[7]
Komponen keterampilan membuka dan menutup pelajaran
meliputi meningkatkan perhatian, menimbulkan motivasi, memberi acuan melalui
berbagai usaha, membuat kaitan atau hubungan diantara materi-materi yang akan
dipelajari dengan pengalaman dan pengetahuan yang telah dikuasai anak didik,
review atau meninjau kembali penguasaan inti pelajaran dengan merangkum
inti pelajaran den membuat ringkasan dan mengevaluasi.
Siasat membuka pelajaran bertujuan pokok menyiapkan
mental anak didik agar siap memasuki persoalan yang akan dipelajari atau
dibicarakan, menimbulkan minat serta pemusatan perhatian pada anak didik yang
akan dibicarakan dalam kegiatan interaksi edukatif.
Ketika menutup pelajaran, kegiatan yang dilakukan guru
adalah mengakhiri pelajaran atau mengakhiri kegiatan interaksi edukatif. Usaha
menutup pelajaran dimaksudkan untuk memberi gambaran menyeluruh tentang apa
yang telah dipelajari anak didik, mengetahui tingkat pencapaian anak didik dan
tingkat keberhasilan guru dalam proses interaksi edukatif. Proposal Skripsi
Bahasa Inggris
5. Keterampilan Mengelola Kelas
Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru menciptakan
dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi
gangguan dalam proses interaksi edukatif dengan kata lain kegiatan-kegiatan
untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya
proses interaksi edukatif. Termasuk dalam hal ini adalah penghentian tingkah
laku anak didik yang menyelewengkan perhatian kelas, pemberian ganjaran bagi
ketepatan waktu penyelesaian tugas anak didik, atau penetapan norma kelompok
yang produktif.
Kondisi belajar yang optimal dapat tercapai jika guru
mampu mengatur anak didik dan sarana pengajaran serta mengendalikannya dalam
suasana yang menyenangkan untuk mencapai tujuan pengajaran. Juga hubungan
interpersonal yang baik antara guru dan siswa dan siswa dengan siswa merupakan
syarat keberhasilan pengelolaan kelas.
6. Keterampilan Membimbing Diskusi
Kelompok Kecil
Yang dimaksud dengan diskusi kelompok kecil di sini
adalah suatu proses yang teratur yang melibatkan sekelompok individu dalam
suatu interaksi tatap muka secara kooperatif untuk tujuan membagi informasi,
membuat keputusan, dan memecahkan masalah
Keterampilan membimbing diskusi memilih kelebihan dan
keterbatasan antara lain :
- Kelebihannya
- Kelompok
memiliki sumber daya yang lebih banyak daripada individu. Pengetahuan dan
pengalaman sekelompok orang yang jelas lebih banyak dari pengetahuan dan
pengalaman seseorang.
- Anggota
kelompok sering diberi masukan dan motivasi dari anggota lain, yang
berusaha agar sumbangan pikiran bermanfaat untuk keberprestasian
kelompok.
- Kelompok
dapat mengprestasikan keputusan yang lebih baik
- Anggota
kelompok memiliki ikatan yang kuat terhadap keputusan yang diambil dengan
melalui keterklibatannya dalam diskusi.
- Partisipasi
dalam diskusi akan meningkatkan saling pengertian antar individu dalam
satu kelompok dan dalam kelompok yang lain.
2. Keterbatasan
- Diskusi
memakan waktu
- Pemborosan
waktu
- Diskusi
dapat menekan pendirian
6. Keterampilan menjelaskan
Keterampilan menjelaskan adalah penyajian informasi
secara lisan yang diorganisasi secara sistematik untuk menunjukkan adanya
hubungan yang satu dengan yang lainnya, misalnya antara sebab dan akibat,
definisi dan contoh atau dengan sesuatu yang belum diketahui. Penyampaian
informasi yang terencana dengan baik dan disajikan dengan urutan yang cocok
merupakan ciri utama kegiatan menjelaskan. Pemberian penjelasan merupakan salah
satu aspek yang amat penting dari kegiatan guru dalam berinteraksi dengan siswa
didalam kelas.
Tujuan memberikan penjelasan antara lain:
- Membimbing
murid untuk mendapat dan memahami hukum, fakta, definisi dan prinsip
secara obyektif.
- Melibatkan
murid untuk berfikir dengan memecahkan masalah-masalah atau pertanyaan
- Untuk
mendapat balikan dari murid mengenai tingkat pemahamannya dan untuk
mengatasi kesalapahaman mereka.
- Membimbing
murid untuk menghayati dan mendapat proses penalaran dan menggunakan
bukti- bukti dalam pemecahan masalah.10
b. Pengertian Prestasi Belajar
Pengertian belajar adalah terdiri dari dua kata, yakni
“prestasi” dan “belajar” antara prestasi dan belajar mempunyai arti yang
berbeda. Oleh karena itu prestasi dibahas jauh maka terlebih dahulu penulis
akan menjelaskan pengertian prestasi.
Prestasi adalah prestasi dari suatu kegiatan yang
telah dikerjakan, diciptakan baik secara individu maupun kelompok.11
W.J.S Poerwadarminta berpendapat bahwa “prestasi”
adalah prestasi yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan dan sebagainya).
Sedangkan menurut Mas’ud Khasan Abdul Qoha “prestasi” adalah apa yang telah
diciptakan, prestasi pekerjaan, prestasi yang mnyenangkan hait yang diperoleh
dengan jalan keuletan kerja. Sementara Nasru Harahap dan kawan-kawannya
memberikan batasan bahwa “prestasi” adalah penilaian pendidikan tentang
perkembangan dan kemajuan murid yang berkenaan dengan penguasaan bahan
pelajaran yang disajikan kepada mereka serta nilai-nilai yang terdapat dalam
kurikulum. 12
Dari berbagai pengertian dikemukakan oleh para ahli di
atas, jelas terlihat perbedaan pada kata-kata tertentu sebagai penekanan namun
intinya sama, yakni prestasi yang dicapai dari suatu kegiatan. untuk itu dapat
dipahami bahwa prestasi adalah prestasi suatu kegiatan yang telah dikerjakan,
diciptakan, yang menyenangkan hati dan diperoleh dengan jalan keuletan kerja,
baik secara individu maupun secara kelompok dalam bidang kegiatan itu.
Belajar adalah suatu aktifitas yang sadar akan tujuan.
Tujuan dalam belajar adalah tercapainya suatu perubahan dalam diri individu.
Perubahan dalam menuju perkembangan pribadi individu seutuhnya. Namun, untuk
memperoleh penjelasan yang lebih terarah penulis akan menjelaskan berbagai
pendapat tentang belajar. Proposal Skripsi Bahasa Inggris
Menurut Abdurrahman, mengatakan bahwa :
“Belajar adalah suatu perubahan pada diri individu
dengan lingkungannya yang menjadikannya mendapat kemampuan yang lebih tinggi
untuk hidup secara damai dalam lingkungannya13
Menurut M. Ngalim Purwanto, mengatakan bahwa
“Belajar adalah tingkah laku yang mengalami perubahan,
karena belajar menyangkut berbagai aspek kepribadian, baik fisik maupun psikis,
seperti perubahan dalam pengertian pemecahan masalah/berfikir, keterampilan,
kecakapan, kebiasaan,ataupun sikap”.14
Setelah kita mengetahui dan memahami pengertian
diatas, maka dapat dipahami kata “prestasi” dan “belajar” prestasi pada
dasarnya prestasi yang diperoleh dari suatu aktivitas, sedangkan belajar pada
dasarnya adalah proses yang mengakibatkan perubahan pada diri individu yaitu
perubahan tingkah laku. Dengan demikian dapat diambil pengertian yang sangat
sederhana mengenai hal ini. Prestasi belajar adalah prestasi yang diperoleh
berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai
prestasi dari aktivitas dalam belajar. Prestasi belajar mahasiswa yang
diperoleh itu melalui suatu proses yang dinamakan usaha, keuletan untuk
mendapatkan pengetahuan dan pengalaman.
c. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Prestasi Belajar
Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar itu
tidak selalu disebabkan karena faktor intelegensi yang rendah (kelainan mental)
akan tetapi dapat pula dipengaruhi oleh faktor-faktor non intelegensi, karena
itu IQ yang tinggi belum tentu menjamin keberprestasian prestasi belajar siswa.
Oleh karena itu perlu memahami masalah-masalah yang berhubungan dengan
kesulitan belajar siswa yang dapat mengakibatkan prestasi belajar siswa
menurun.
Prestasi belajar yang dicapai seorang individu
merupakan prestasi interaksi dari berbagai faktor yang mempengaruhi baik dari
dalam maupun dari luar individu. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi
prestasi belajar dapat digolongkan dua golongan yaitu:
Faktor
internal adalah
segala sesuatu yang bersumber dari dalam diri seseorang yang dapat mempengaruhi
lainnya sehingga siswa dapat belajar Adapun faktor-faktor yang tercakup di
dalamnya yaitu:
Faktor Jasmani (Fisiologis)
Faktor jasmani yaitu segala bentuk tubuh secara
lahiriah dapat dilihat oleh mata, baik yang bersifat bawaan seperti
penglihatan, pendengaran dan sebagainya.
Faktor
Psikologis
Faktor fsikologis adalah faktor yang berhubungan
dengan keadaan rohani siswa yang termasuk didalamnya adalah intelegensi,
perhatian, minat, bakat dan emosi. Semuanya itu mempunyai peranan dalam
meningkatkan prestasi belajar siswa.
Faktor
Kematangan Fisik dan Psikis
Faktor kematangan fisik dan psikis ini maksudnya
adalah seseorang yang mengalami perkembangan fisik dalam arti bahwa kematangan
fisik seseorang harus seimbang dengan perkembangan psikisnya.
Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang berpengaruh dari luar diri
seseorang. Adapun faktor-faktor yang tercakup didalamnya adalah sebagai
berikut:
1. Faktor Sosial
Faktor sosial yakni faktor yang disebabkan dari
lingkunagn masyarakat, pengaruh ini terjadi karena keberadaannya ditengah
tengah masyarakat. Dimana lingkungan itu berpengaruh terhadap peningkatan
prestasi belajar siswa
2. Faktor Lingkungan Fisik
Faktor lingkungan fisik itu bukan hanya berupa
material atau benda tetapi dapat berupa kondisi iklim, dalam artian bahwa
apabila kondisi dimana anak itu belajar tidak cocok, sehingga menimbulkan anak
itu tidak merasa tenang dalam belajar, sehingga prestasinya menurun.
3. Faktor Budaya
Faktor budaya ini terbagi dalam beberapa faktor
diantaranya adalah faktor ilmu pengetahuan, kesenian, adat istiadat. Apabila
kesemuanya ini semua tidak sesuai dengan pemahaman dan pengetahuan siswa, maka
akan mengalami hambatan dalam belajar
G. Metodologi Penelitian
a.
Populasi dan Sampel
Dalam suatu penelitian yakni pada obyeknya biasanya
berhadapan dengan masalah yang biasa disebut dengan istilah populasi. Hal ini
merupakan yang sangat penting, karena hubungan dengan penentuan sumber data
yang akan diteliti. Demikian pula dengan sampel, yang merupakan bagian dari
populasi, mempunyai kedudukan yang sama pentingnya dengan populasi.
Adapun yang menyangkut populasi dan sampel. Penulis
akan menjelaskan sebagai berikut:
1. Populasi
Suharsimi Arikunto bahwa populasi adalah keseluruhan
subyek penelitian. Ini berarti bahwa apabila seseorang ingin meneliti semua
elemen atau unsur yang ada didalam wilayah atau lokasi penelitian, maka
penelitian yang ia lakukan adalah penelitian populasi.15
Sedangkan Nana Sudjana mengemukakan pengertian bahwa
populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin prestasi tertentu mengenai
kumpulan obyek yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya.16
Kemudian pengertian populasi menurut Sutrisno Hadi,
dijelaskan bahwa populasi adalah semua individu untuk setiap
kenyataan-kenyataan yang diperoleh dari sampel.17
Amirman Yousda mendefinisikan populasi sebagai
keseluruhan obyek yang diteliti, baik berupa orang, benda, kejadian maupun
hal-hal yang terjadi.18
Dari beberapa pengertian yang telah dikemukakan diatas
penulis dapat menyimpulkan bahwa populasi adalah keseluruhan obyek yang terdiri
dari manusia, benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, nilai tes dan peristiwa sebagai
sumber data yang memiliki karakteristik dan spesifikasi tertentu didalam suatu
penelitian
Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini
adalah siswa kelas III Madrasah Tsanawiyah IMMIM Putra Makassar yang berjumlah
172 siswa yang terdiri dari kelas IIIa sebanyak 34 siswa, kelas IIIb sebanyak
31 siswa, kelas IIIc sebanyak 37 siswa, dan kelas IIId sebanyak 35 orang dan
IIIe sebanyak 35 siswa.
Untuk lebih jelasnya keadaan populasi dapat dilihat
pada tabel populasi berikut ini.
Tabel I
Keadaan populasi siswa Madrasah Tsanawiyah IMMIM Putra
No
|
Kelas
|
Siswa
|
1.
|
IIIA
|
34
|
2.
|
IIIB
|
31
|
3.
|
IIIC
|
37
|
4.
|
IIID
|
35
|
5.
|
IIIE
|
35
|
|
Jumlah
|
172
|
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang memiliki sifat
umum populasi atau dengan kata lain sampel adalah sekelompok individu atau
benda yang lebih kecil jumlah populasi yang ada dan juga dapat dikatakan bahwa
sampel adalah wakil dari populasi. Dalam hal ini, Suharsimi Arikunto
mengemukakan bahwa sampel adalah bagian atau wakil populasi yang diteliti.
Digunakan penelitian sampel apabila bermaksud untuk menggeneralisasikan
prestasi penelitian sampel. 19
Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik Random
Sampling yakni cara pengambilan sampel yang semua anggota populasi diberi
kesempatan untuk dipilih menjadi sampel.20
Lebih khusus lagi penelitian ini menggunakan teknik
proporsional random sampling yaitu pengambilan Sampel atas besarnya populasi.
Dalam hal ini penulis mengambil sampel sebesar 43 siswa atau 25 % dari jumlah
populasi 172. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Suharsimi
Arikunto yang mengemukakan bahwa:
“Apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil
semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya, jika
jumlah subjek lebih besar dapat diambil antara 10-15 % atau 20-25% atau lebih.21
b. Metode
Pengumpulan Data
a. Penelitian Kepustakaan (Library rescarch)
yaitu suatu metode yang digunakan penulis dengan jalan memperbanyak membaca
buku-buku yang relevan dengan pembahasan skripsi ini kemudian penulis:
1. Mengutip secara langsung, yaitu dengan mengutip
pendapat para ahli dari berbagai sumber yang diambil sesuai dengan naskah
aslinya dan tanpa merubah redaksinya. Proposal Skripsi Bahasa Inggris
2. Mengutip secara tidak langsung yaitu mengutip
berbagai sumber yang ada kaitannya dengan pembahasan skripsi ini baik dalam
bentuk ikhtiar maupun dalam bentuk ulasan sehingga berbeda dengan naskah atau
sumber aslinya, namun maksud dan tujuannya sama.
b. Penelitian Lapangan ( Field recearch)
yaitu cara pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis dilapangan atau
ditempat penelitian dengan menggunakan teknik:
- Koesioner
yaitu penulis mengumpulkan data yang ada hubungannya dengan pembahasan
skripsi ini dengan mengajukan pertanyaan kepada responden.
- Angket
yaitu daftar pertanyaan yang berisi rangkaian pertanyaan tentang hal-hal
yang berkaitan keterampilan mengajar dan faktor
- Dokumentasi
yaitu cara pemgumpulan data dengan cara mencatat dokumen-dokumen yang
berhubungan dengan pembahasa skripsi ini.
c. Instrumen
Penelitian
Berprestasi tidaknya penelitian yang dilakukan banyak
ditentukan oleh instrumen penelitian yang digunakan. Instrumen adalah alat
untuk memperoleh data, instrumen adalah alat pemgumpul data yang pada
hakikatnya mengukur variabel penelitian.
Adapun jenis insrumen yang penulis gunakan dalam
penelitian ini, yaitu:
- Angket
adalah daftar pertanyaan yang berisi rangkaian pertanyaan tentang hal-hal
yang berkaitan dengan keterampilan mengajar guru dan faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar siswa.
- Wawancara
yakni dimaksudkan untuk mendapatkan keterangan-keterangan lisan melalui
percakapan dan berhadapan muka dengan orang yang dapat memberikan
keterangan pada peneliti.
- Dokumentasi
adalah cara pengumpulan data dengan mencatat segala data-data dokumentasi
tersebut yang ada dengan penelitian.
d. Teknik
Analisis Data
- Analisis kualitatif yaitu
analisis data yang dijabarkan melalui pengamatan yang tidak berupa
angka-angka.22 Maksudnya adalah dilakukan
dengan cara menguraikan dalam bentuk kalimat kemudian direlevansikan
dengan rujukan teori yang mendukung.
- Analisis kuantitatif yaitu
analisis terhadap data yang berupa angka-angka dengan cara menggunakan
statistik yang relevan dalam bentuk persentase. Maka rumus yang digunakan
adalah :
P = F/N x 100%
Keterangan :
P = Persentase (%)
F = Frekuensi atau
kategori jabatan
N = Number (Jumlah
Frekuensi/individu)23
Dengan demikian, metode analisis data yang
dipergunakan dalam skripsi ini adalah analisis kualitatif dan kuantitatif,
yaitu sumber dari hasil angket, interview, observasi dan dokumentasi, guna
memperoleh suatu kesimpulan yang betul-betul akurat dan dapat dipertanggung
jawabkan.
KOMPOSISI BAB SKRIPSI
BAB I PENDAHULUAN
- Latar
Belakang
- Rumusan
Masalah
- Hipotesis
- Pengertian
Judul
- Tujuan
dan Kegunaan
- Garis-garis
Besar isi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
- Pengertian
Keterampilan Mengajar Guru
- Pengertian
Prestasi Belajar
- Faktor-
Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
BAB III METODOLOGI PENELITIAN.
- Populasi
dan Sampel.
- Metode Pengumpulan
Data
- Instrumen
Pengumpulan Data
- Teknik
Analisis Data
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
- Selayang
Pandang Pesantren IMMIM Putra Makassar
- Keterampilan
Mengajar Guru di Pesantren IMMIM Putra Makassar
- Prestasi
Belajar Siswa di Pesantren IMMIM Putra Makassar
- Pengaruh
Keterampilan Mengajar Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa di Pesantren
IMMIM Putra Makassar
BAB V PENUTUP
- Kesimpulan
- Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN- LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto Suharsimi,Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktik. Cet.XII. Jakarta.PT. Rineka Cipta.1998
Abdurrahman, Pengelolaan Pengajaran. Cet.VI.
Ujung Pandang.Bintang Selatan:1994
Bahri Djamarah Syaiful, Guru Dan Anak Didik Dalam
Interaksi Edukatif.Jakarta.PT Rineka Cipta.1997
______________ Prestasi Belajar Dan Kompotensi Guru.Surabaya.PT
Usaha Nasional.1994
Hadi Sutrisno, Metodologi Research.
Cet.XXI.Yogyakarta.Andi ofset.1990
Mustamin, Psikologi Pendidikan, Diktat.1996
Nurkaranca Wayan, Evaluasi Hasil Belajar.Surabaya,Usaha
Nasional.1992
Penyusun Kamus Pusat Pembinaan Bahasa Kamus Besar
Bahasa Indonesia. Cet III: Jakarta. Balai Pustaka. 1990
Porwadarmita. Kamus Umum Bahasa Indonesia,
Jakarta. Balai Pustaka.1976
Purwanto Ngalim, Psikologi Pendidikan. Cet;V
Bandung. Remaja Rosdakarya. 1990
Rowstiyah, Masalah Ilmu Keguruan. Cet III.
Jakarta.Bina Aksara. 1989
Soetomo, Dasar- dasar Interaksi Belajar Mengajar.
Cet I. Surabaya. Usaha Nasional. 1993
Sudjana Nana, Metode Statistik.Cet III.
Bandung. Persit. 1984
Sugiono, Metode Penelitian Admenistrasi. Cet
XI. Bandung. CV Alfabeta. 2005
Uzer Usman Moh, Menjadi Guru Profesional.Cet I.
Bandung PT Remaja Rosdakarya. 1995
1Penyusun kamus pusat pembinaan
Bahasa Kamus Besar Bahasa Indonesia (cet III.jakarta Balai pustaka. 1990). Hal. 664.
2Wayan Nurkaranca. Evaluasi Hasil
Belajar (Surabaya Indonesia Usaha Nasional. 1992).h.23
[1] W.J.S. Poerwadarminta
Kamus Umum Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka. 1976), Hal. 188.
[2] Roestiyah. N.K. Masalah Ilmu
Keguruan (Cet III. Jakarta: Bina Aksara. 1989).Hal.15.
[3] Drs. Abdurrahman. Pengelolaan
pengajaran. Cet.VI. Ujung Pandang. Bintang Selatan. 1994)Hal.15
[4] Drs Mustamin, Psikologi
Pendidikan, Diktat 1996).Hal.246-247.
[5]Soetomo. Dasar-Dasar Interaksi
Belajar Mengajar. Cet.1 Surabaya. Usaha Nasional. 1993.Hal.178)
[6] Syaiful Bahri Djamarah. Guru dan
Anak Didik Interaksi Edukatif (PT Rineka Cipta. Jakarta 1997) Hal. 129
10 Drs. Moh. Uzer Usman, Menjadi
Guru Profesional. PT Remaja
Rosdakarya.1995)
hal 88-89
11 Drs Syaiful Bakri Djamarah. Prestasi
Belajar Dan Kompetensi Guru. Surabaya: PT Usaha Nasional. 1994 ) hal 19
13 Drs. H. Abdurrahman. Pengelolaan
Pengajaran. Cet.V.Bandung: Remaja Rosdakarya. 1990) hal 84
14 M. Ngalim Purwanto. Psikologi
Pendidikan, Cet V.Bandung: Remaja Rosdakarya, 1990) hal 84
15 Suharsimi Arikunto. Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Praktik ( Cet.XII .Jakarta : PT Rineka
Cipta.1998) hal 108
16 Nana Sujana. Metode Statistik
( Cet.III. Bandung Persit.1984) hal 3
17 Sutrisno Hadi. Metodologi
Researc ( Cet.XXX. Yogyakarta. Andi Ofsit.1990) hal 70
18 Airman Yausda. Penelitian Dan
Statistik Pendidikan ( Cet I. Jakarta.Bumi Aksara.1993) hal 134
19 Suharsimi Arikunto op.cit.hal 117
20 Cholid Narbuko. Metodologi
Penelitian. ( Cet.III: Bumi Aksara.2001) hal 114
22Dr. Ibrahim, Penelitian dan
Penilaian Pendidikan (Cet, II; Bandung : Sinar Baru Algesindo, 2001),
h.195.