Sabtu, 31 Maret 2012

MODEL PENEMUAN TERBIMBING

MODEL PENEMUAN TERBIMBING
Model penemuan terbimbing adalah model pembelajaran yang dimana siswa berpikir sendiri sehingga dapat ”menemukan” prinsip umum yang diinginkan dengan bimbingan dan petunjuk dari guru berupa pertanyaan-pertanyaan yang mengarahkan.
 Dengan penjelasan diatas model penemuan yang dipandu oleh guru ini kemudian dikembangkan dalam suatu model pembelajaran yang sering disebut model pembelajaran dengan penemuan terbimbing. Pembelajaran model ini dapat diselenggarakan secara individu dan kelompok. Model ini sangat bermanfaat untuk mata pelajaran matematika sesuai dengan karakteristik matematika tersebut. Guru membimbing siswa jika diperlukan dan siswa didorong untuk berpikir sendiri sehingga dapat menemukan prinsip umum berdasarkan bahan yang disediakan oleh guru dan sampai seberapa jauh siswa dibimbing tergantung pada kemampuannya dan materi yang sedang dipelajari.

Secara umum urutan langkahnya adalah sebagai berikut:
1.      Guru merumuskan masalah yang akan dipaparkan kepada siswa dengan data secukupnya, dan dengan perumusan yang jelas sehingga tidak menimbulkan salah tafsir
2.      Dari data yang diberikan guru, siswa menyusun dan menambah data baru, memproses, mengorganisir dan menganalisir dan menganalisis data tersebut. Guru membimbing siswa agar melangkah ke arah yang tepat, biasanya dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaa.
3.      Siswa menyusun konjektur dari hasil analisis yang dilakukanya.
4.      Mengkaji kebenaran konjektur dengan alasan-alasan yang masuk akal. Verbalisasi konjektur beserta buktinya diserahkan kepada siswa untuk menyusunya.
Jika siswa sudah dapat menemukan yang dicari, guru dapat memberikan soal  tambahan untuk memeriksa kebenaran penemuan itu serta tingkat pemahaman mereka.

Kelebihan model pembelajaran penemuan terbimbing adalah sebagai berikut
a.      Siswa dapat berpartisipasi aktif dalam pembelajaran yang disajikan
b.      Menumbuhkan sekaligus menanamkan sikap inguiry (mencari-temukan)
c.       Mendukung kemampuan problem solving siswa.
d.      Memberikan wahana interaksi antar siswa, maupun siswa antar guru, dengan demikian   siswa juga terlatih untuk menggunakan bahasa indonesia yang baik dan benar.
e.        Lama membekas karena siswa dilibatkan dalam proses menemukannya.
Sedangkan kekurangannya sebagai berikut :
a.        Untuk materi tertentu, waktu yang tersita lebih lama.
b.       Tidak semua siswa dapat mengikuti pelajaran dengan cara ini. Dilapangan, beberapa siswa masih terbiasa dan mudah dimengerti dengan model ceramah.
c.       Tidak semua topik cocok disampaikan dengan model ini.

Realisasi pembelajaran matematika
1.      Pada langkah ini guru memberikan masalah (soal) yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.
2.      Pada langkah ini siswa diminta untuk mengembangkan data, menyusun data dan menambah data yang diperoleh  dari langkah sebelumnya
3.      Pada langkah ini siswa dibimbing untuk menebak, menduga pola atau rumuk berdasarkan langka-langka diatas
4.      Pada langkah ini siswa diminta untuk memeriksa kebenaran rumus yang diperoleh dari pengamatan masalah tersebut.
Materi:
·         Barisan aritmatika
s U1, U2, U3, .......Un-1, Un disebut barisan aritmatika, jika
U2 - U1 = U3 - U2 = .... = Un - Un-1 = konstanta

Selisih ini disebut juga beda (b) = b =Un - Un-1

Suku ke-n barisan aritmatika a, a+b, a+2b, ......... , a+(n-1)b
                                      U1, U2,   U3 ............., Un

Rumus Suku ke-n
:

Un = a + (n-1)b = bn + (a-b)
® Fungsi linier dalam n

·  DERET ARITMATIKA

a + (a+b) + (a+2b) + . . . . . . + (a + (n-1) b) disebut deret aritmatika.

a = suku awal
b = beda
n = banyak suku
Un = a + (n - 1) b adalah suku ke-n

Jumlah n suku


Sn = 1/2 n(a+Un)
      = 1/2 n[2a+(n-1)b]
      = 1/2bn² + (a - 1/2b)n
® Fungsi kuadrat (dalam n)

Keterangan:
  1. Beda antara dua suku yang berurutan adalah tetap (b = Sn")
  2. Barisan aritmatika akan naik jika b > 0
    Barisan aritmatika akan turun jika b < 0
Contoh soal

1. Sebuah bola jatuh dari ketinggian 10 m dan memnatul kembali dengan ketinggian ¾ kali tinggi sebelumnya, begitu seterusnya hingga bola berhenti. Jumlah seluruh lintasan bola adalah ….
a.65 m
b.70 m
c.75 m
d.77 m
e.80 m

2. Seutas tali dipotong menjadi 7 bagian dan panjang masing – masing potongan membentuk barisan geometri. Jika panjang potongan tali terpendek sama dengan 6 cm dan potongan tali terpanjang sama dengan 384 cm, panjang keseluruhan tali tersebut adalah … cm.
a. 378
b. 390
c. 570
d. 762
e.1.530

3. Sebuah bola pingpong dijatuhkan dari ketinggian 25 m dan memantul kembali dengan ketinggian 4/5 kali tinggi semula. Pematulan ini berlangsung terus menerus hingga bola berhenti. Jumlah seluruh lintasan bola adalah … m.
a.100
b.125
c.200
d.225
e.250

Tidak ada komentar:

Posting Komentar